Saturday, November 8, 2014

Ternyata Bukan

Pagi ini aku keluar menatap langit yang bergerak, Ternyata bukan, bukan langit yang bergerak. tapi aku yang bergerak memutari langit setiap hari.

Pagi ini aku keluar menatap langit pagi yang kuputari setiap hari. Merekam sedikit jejak embun pagi yang mulai habis disinari matahari. Ternyata Bukan, bukan habis, dia hanya sejenak pergi untuk kembali esok pagi. 

Kuncup bunga yang kedinginan itu perlahan naik, mekar, dan layu. Ternyata Bukan, bukan layu karena nanti malam mungkin dia akan menguncup lagi karena dingin dan mekar lagi esok harinya.

Tadi malam aku melihat bintang itu terang dan yang satunya redup. Mungkin yang terang itu besar dan yang redup akan mati.Ternyata Bukan, bukan yang redup yang akan mati. Dia hanya bintang raksasa dengan jarak yang jauh sedangkan yang terang sebenarnya sedang dalam proses katai-nya.

Tuhan, Aku sering salah dalam menafsirkan hari-Mu, aku tak tau persis bagaimana embun, rotasi bumi, dan bintang-bintang itu bergerak sebagaimana mestinya. Selama ini aku selalu beranggapan bahwa ini ingin mereka. Ternyata Bukan, ini bukan ingin mereka.

Dari ribuan meter diatas permukaan laut aku sadar, mereka bergerak atas-Mu. Maka sadarkanlah mereka atas keindahan-Mu itu.  Dan iya, kali ini aku yakin akan keindahan ciptaan-Mu adalah salah satu alasan hidupku.


No comments:

Post a Comment