Thursday, December 11, 2014

Mimpi Esok Hari

Hari ini biasa saja, bunga melati masih mekar pagi ini dari kuncupnya semalam. Sedikit mendung, mungkin matahari masih malu-malu membongkar awan yang nanti siang akan menjadi hujan. Aku masih disini. Selangkah dibelakangmu, selalu. Setidaknya sampai saat ini begitu. Masih mengukir langkah yang terseok-seok mengejar bayanganmu. Mungkin sia-sia, tapi aku suka. Kamu bilang “kita tak punya mesin waktu untuk kembali ke masa lalu.” Ya, tapi kan kita masih punya mentari esok pagi, kita masih punya melati yang mungkin tak berbunga seperti kemarin, tapi setidaknya dia masih hidup dan menyiapkan bunganya esok lusa. Tapi hidup mungkin tak semestinya se-optimis itu bukan?

Haha.. itu perang argumentasi di otakku pagi ini, dan mungkin akan ku-ulangi esok hari. Hari ini berangkat kuliah itu seperti biasa. Tak ada yang unik, dijalanan hanya ada serangkaian rutinitas daun kering yang turun ke jalan, tanah basah yang meninggalkan jejak, dan angin yang berhembus sewajarnya. Hingga tiba di sana dan sejenak berhenti memilih kursi. Aku memilih duduk disebelahmu dengan menyisakan satu bangku kosong sebagai pembatas antara kita. Seperti melati yang ingin mekar pagi itu, aku gembira sekaligus malu.

Sampai lagi di hari ketika mimpi mengganggu hari. Jangan terlalu dipikirkan, benar mimpi itu bunga tidur. Ingin kusampaikan itu dengan dewasa. Aku tak melakukan apa-apa, atau mungkin malah kulakukan semuanya. Temanku bilang “jika bertanya tentang keindahan surga maka bertanyalah pada orang-orang yang sampai ke ranu kumbolo dan kembali lagi.” Memang, ranu kumbolo mungkin setetes dari keindahan surga yang dilemparkan ke bumi. Tapi hari itu, aku pergi meninggalkan ranu kumbolo dengan satu nama di setiap langkah sampai berakhir tanjakan yang tinggi itu. Dan aku bersyukur kepada Tuhan yang menyampaikan satu dari ratusan langkah untukmu itu lewat sepotong kenangan tadi malam.

Dan esok hari bergegaslah menyambut hari menembus batas-batas diri, karena saat melati itu mekar kembali, aku akan maju selangkah duduk di sampingmu lagi, berbicara tentang semua mimpi-mimpi esok hari.


Karena kamu seperti pagi yang akan menjadi selalu-ku..”

No comments:

Post a Comment